banjir rob pontianak

Sedih! Bocah Tewas akibat Banjir Rob Pontianak, Kronologi Terungkap

REDAKSI99.ID – Jakarta, Banjir Rob Pontianak kembali menelan korban jiwa setelah seorang anak berusia 10 tahun ditemukan tewas usai hilang selama air pasang merendam kawasan Pontianak Selatan. Tragedi ini menambah panjang daftar dampak banjir rob yang melanda permukiman sejak awal pekan. Polisi, tim SAR, dan pemerintah daerah kembali mengingatkan pentingnya kewaspadaan, terutama terhadap anak-anak, saat Banjir Rob Pontianak terjadi.

Baca Juga: Heboh! Penipuan WO Ayu Puspita Rugikan Puluhan Pengantin

Banjir Rob Pontianak: Bocah Hilang Saat Bermain, Ditemukan Tewas Mengapung

Kapolsek Pontianak Selatan AKP Inayatun Nurhasanah menjelaskan bahwa korban hilang sejak Senin sore.

“Hasil pemeriksaan saksi, diketahui korban sempat terlihat bermain air pasang bersama keponakannya di kawasan Komplek Suprapto Dalam pada pukul 10 pagi,” ujarnya.

Saksi lain melihat korban pukul 16.00 WIB sedang mengambil jambu air di depan rumah sebelum pergi mengaji. Setelah pencarian hingga larut malam tidak membuahkan hasil, operasi dihentikan sementara. Selasa pagi, tubuh korban ditemukan mengapung di tepian sungai Gang Suprapto Dalam.

Pemeriksaan Inafis memastikan tidak ada unsur kekerasan.

“Pemeriksaan medis tidak menemukan tanda-tanda kekerasan. Dugaan kuat korban meninggal akibat tenggelam. Keluarga juga menerima dengan ikhlas dan menolak dilakukan autopsi,” kata Inayatun.

Tim SAR Temukan Korban 21 Meter dari Lokasi Jatuh

Tim SAR menerima laporan hilangnya korban pada Senin pukul 18.40 WIB. Kepala Kantor SAR Pontianak I Made Junetra menjelaskan kronologinya.

“Pada Senin 8 Desember pukul 10.00, korban atas nama Bayanaka Patal Ramlan pamit bermain di sekitar parit Tokaya saat banjir rob. Hingga malam belum kembali,” katanya.

Pencarian dilakukan hingga tengah malam menggunakan eco maps, namun tidak menemukan hasil.

“Pagi tadi korban ditemukan berjarak 21 meter ke arah hulu,” jelasnya.

Korban kemudian dievakuasi dan diserahkan kepada keluarga yang menunggu di rumah duka.

Dugaan Korban Terpeleset Saat Ambil Jambu

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyampaikan belasungkawa ketika bertakziah ke rumah duka.

“Saya atas nama pribadi dan Pemerintah Kota Pontianak turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya ananda Bayanaka,” ucapnya.

Edi menyampaikan dugaan awal bahwa korban terpeleset ke parit.

“Mereka sedang mengambil jambu yang jatuh ke parit sebelum Bayanaka terpeleset dan tercebur,” ujar Edi.

Jenazah ditemukan sekitar pukul 05.00 WIB dalam kondisi mengapung. Korban diketahui tidak pandai berenang.

Banjir Rob Pontianak: Peringatan untuk Orang Tua di Tengah Cuaca Ekstrem

Edi mengimbau orang tua untuk meningkatkan pengawasan.

“Kita berharap para orang tua tetap waspada, menjaga dan mengawasi anak-anaknya… permukaan jalan dan parit tidak terlihat karena tertutup air pasang,” pesannya.

Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan menegaskan banjir rob dipicu oleh pasang laut dan hujan ekstrem.

“Kondisi cuaca ekstrem menuntut kita bertindak ekstra cepat, karena Pontianak berada di titik puncak,” katanya.

Ia memantau beberapa titik banjir dan meminta warga berhati-hati, terutama anak-anak yang rentan terseret arus.

Banjir Rob Pontianak: Evakuasi Warga dan Kerusakan Rumah di Titik Lain

Di sejumlah kawasan pesisir Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan, banjir rob disertai gelombang besar merusak rumah warga. Banyak rumah mengalami dinding patah, tiang miring, hingga lantai rusak.

Pemerintah desa di pesisir Kintap menyebutkan bahwa pendataan masih berlangsung untuk memastikan jumlah rumah terdampak dan tingkat kerusakan.

Upaya Pencarian, Fakta di Lapangan, dan Respons Relawan

Relawan Basarnas Eddy Zulkarnaen menjelaskan bahwa pencarian korban sempat terkendala minimnya informasi.

“Sampai jam 11–12 malam kami buntu. Kami menelusuri darat sampai kawasan Soeprapto, tapi tetap tidak menemukan titik keberadaan korban,” ujarnya.

Pagi hari, keadaan berubah setelah warga melihat jasad korban mengapung.

“Ibunya meminta agar dipercepat dibawa ke rumah duka,” tambahnya.

Kasus ini menunjukkan betapa cepat air pasang dapat menimbulkan bahaya, terutama bagi anak-anak yang bermain di sekitar parit dan sungai yang meluap.

More From Author

penipuan wo ayu puspita

Heboh! Penipuan WO Ayu Puspita Rugikan Puluhan Pengantin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *