REDAKSI99.ID – Jakarta, Kasus tentara AS dibunuh dalam serangan bersenjata di Suriah memicu ketegangan serius setelah insiden di Palmyra menewaskan dua tentara Amerika Serikat dan satu penerjemah sipil. Otoritas Suriah mengonfirmasi telah menangkap lima orang yang diduga terkait dengan serangan tersebut.
Baca Juga: Viral! Streamer Resbob Hina Suku Sunda Di-DO dari Kampus
Tentara AS Dibunuh di Palmyra, Penangkapan Dilakukan
Kementerian Dalam Negeri Suriah menyatakan penangkapan dilakukan sehari setelah serangan terjadi di Palmyra, wilayah Homs bagian tengah. Insiden tersebut terjadi saat pasukan Amerika Serikat dan Suriah melakukan patroli gabungan.
Selain korban meninggal, serangan yang membuat tentara AS dibunuh itu juga melukai tiga personel militer AS dan sedikitnya dua tentara Suriah. Korban luka dievakuasi menggunakan helikopter ke pangkalan militer terdekat.
Trump Bereaksi atas Tentara AS Dibunuh
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan bahwa para pelaku akan menghadapi konsekuensi berat atas insiden tentara AS dibunuh tersebut.
“Saya bisa memberi tahu Anda, di Suriah, akan ada kerusakan besar yang dilakukan terhadap orang-orang yang melakukannya,” kata Trump.
“Mereka telah mendapatkan orangnya … tetapi akan ada kerusakan besar,” imbuhnya.
Trump sebelumnya juga menyatakan akan melakukan pembalasan keras terhadap kelompok yang dituding berada di balik serangan tersebut.
“Ini adalah serangan ISIS terhadap AS dan Suriah, di bagian Suriah yang sangat berbahaya dan tidak sepenuhnya berada di bawah kendali mereka,” tulis Trump.
“Presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa, sangat marah dan terganggu oleh serangan ini. Akan ada pembalasan yang sangat serius.”
Latar Belakang Penyerang Tentara AS
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Suriah menyebut pelaku serangan sebelumnya merupakan anggota pasukan keamanan yang telah dievaluasi karena memiliki pandangan ekstrem.
“Pada 10 Desember, dikeluarkan evaluasi yang menunjukkan bahwa penyerang ini mungkin memiliki ide-ide ekstremis, dan keputusan terkait dirinya dijadwalkan dikeluarkan besok, hari Minggu,” kata Noureddine al-Baba.
Pejabat keamanan Suriah menambahkan bahwa pelaku telah bertugas lebih dari 10 bulan. Ia merupakan anggota pasukan keamanan. Pelaku juga tidak memiliki jabatan pimpinan sebelum ditempatkan di Palmyra.
Tentara AS Dibunuh Saat Pertemuan Operasi Gabungan
Menurut keterangan resmi militer AS, serangan yang menyebabkan tentara AS dibunuh terjadi saat pasukan sedang melakukan pertemuan dengan pemimpin kunci untuk mendukung operasi kontra-terorisme.
Serangan tersebut digambarkan sebagai penyergapan oleh seorang penyerang tunggal yang kemudian terlibat baku tembak dan tewas di lokasi. Investigasi masih berlangsung untuk memastikan keterlibatan jaringan yang lebih luas.
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth juga mengeluarkan pernyataan keras.
“Biarlah diketahui, jika Anda menargetkan warga Amerika – di manapun di dunia – Anda akan menghabiskan sisa hidup singkat dan penuh kecemasan Anda dengan mengetahui bahwa Amerika Serikat akan memburu Anda, menemukan Anda, dan membunuh Anda tanpa ampun,” tulis Hegseth.
Penyelidikan Masih Berlanjut
Militer AS menyatakan identitas prajurit yang tewas akan diumumkan setelah keluarga terdekat diberi tahu. Hingga kini, penyelidikan masih berjalan untuk memastikan kronologi lengkap dan kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam insiden tentara AS dibunuh tersebut.
Pihak berwenang menegaskan akan meningkatkan langkah pengamanan dan operasi lanjutan di wilayah Suriah tengah guna mencegah serangan susulan.
