REDAKSI99.ID – Jakarta, Kasus model Belarusia diculik ke Myanmar mengguncang publik internasional. Seorang perempuan bernama Vera Kravtsova (26), yang berprofesi sebagai model dan penyanyi, diduga menjadi korban penipuan agen model di Thailand sebelum akhirnya diculik ke wilayah utara Myanmar. Ia kemudian dilaporkan tewas dan organnya dijual oleh jaringan perdagangan manusia lintas negara.
Vera dikabarkan awalnya berangkat ke Bangkok setelah menerima tawaran pekerjaan sebagai model. Namun, setibanya di sana, paspor dan ponselnya disita oleh kelompok kriminal yang mengaku sebagai agen. Setelah itu, ia dibawa ke wilayah perbatasan Myanmar dan dipaksa bekerja di kamp kejahatan siber milik sindikat asal Tiongkok yang berkolaborasi dengan milisi lokal.
Baca Juga: Suami Bakar Istri di Jatinegara, Polisi Buru Pelaku!
Kronologi Model Belarusia Diculik ke Myanmar dan Dipaksa Bekerja
Menurut laporan penyelidikan, korban diculik untuk dijadikan pekerja di kamp kejahatan daring. Di sana, Vera diperintahkan menjalankan skema “penipuan asmara” dengan menargetkan pria kaya—membangun hubungan emosional untuk kemudian memeras uang mereka.
Namun, ketika gagal memenuhi target keuntungan, nasib tragis menimpanya. Vera diduga disiksa, dibunuh, lalu organnya diambil untuk dijual sebelum jasadnya dikremasi. Pihak keluarga bahkan sempat dimintai tebusan sebesar 500.000 dolar AS (sekitar Rp8,2 miliar) agar jenazah bisa dikembalikan.
“Kravtsova dijual ke organisasi perdagangan organ, organnya diambil, dan jasadnya dikremasi,” demikian isi pesan yang diterima pihak keluarga.
Model Belarusia Diculik ke Myanmar Usai Ditipu Tawaran Kerja
Kepolisian Myanmar menyebut model Belarusia diculik ke Myanmar melalui jebakan lowongan kerja palsu. Sejak awal, Vera diduga menerima kontak dari kelompok kriminal dan bukan agen model sungguhan.
“Ia dibawa langsung dari Thailand ke Myanmar utara dan dijual sebagai budak,” ujar sumber dari kepolisian setempat.
Vera sebelumnya tinggal di Saint Petersburg, Rusia, setelah lulus kuliah dan bekerja sebagai model lepas. Ia juga dikenal publik setelah menjadi peserta ajang pencarian bakat The Voice di Belarusia. Rekan-rekannya menggambarkan Vera sebagai sosok yang baik, pekerja keras, namun mudah percaya.
“Dia sangat naif dan benar-benar mudah percaya dan terbuka pada orang,” kata salah satu temannya.
Respons Pemerintah
Pemerintah Belarus melalui Duta Besar untuk Vietnam dan Myanmar, Vladimir Borovikov, menyatakan telah menerima laporan kehilangan seorang warganya di kawasan Thailand–Myanmar sejak 9 Oktober. Namun, dalam pernyataan resminya, ia tidak menyebut nama Vera secara langsung.
“Setelah permohonan diterima, kami mengirimkan pertanyaan ke badan penegak hukum terkait dan menjalin kontak langsung,” ujar Borovikov.
Ia menegaskan pihak kedutaan masih menunggu informasi resmi dari otoritas Myanmar dan Thailand. “Belum ada informasi kredibel tambahan mengenai keberadaan dan status hukumnya. Upaya pencarian di Myanmar masih berlanjut,” jelasnya.
Borovikov juga menyoroti penyebaran berita palsu yang memperkeruh situasi. “Kami sangat menyesalkan perilaku tak bermoral dan tak bertanggung jawab dari beberapa orang yang menyebarkan informasi tak terverifikasi demi sensasi,” ucapnya.
Kasus Model Belarusia Diculik ke Myanmar Soroti Gelapnya Perdagangan Manusia
Tragedi ini membuka kembali sisi gelap jaringan perdagangan manusia dan organ di Asia Tenggara. Sindikat ini diketahui beroperasi di sepanjang perbatasan Thailand–Myanmar, dengan modus memikat korban melalui tawaran pekerjaan, terutama di bidang hiburan dan modeling.
Para korban biasanya dijebak untuk bekerja di kamp penipuan daring di wilayah tanpa hukum. Di tempat itu, mereka dipaksa bekerja berjam-jam, disiksa, dan diancam akan kehilangan organ tubuh bila gagal memenuhi target.
Kasus tragis yang menimpa Vera Kravtsova kini menjadi perhatian internasional dan menjadi peringatan keras bagi para pekerja muda di industri kreatif agar berhati-hati terhadap tawaran kerja di luar negeri tanpa verifikasi resmi.
