Aksi Cepat dan Terencana dalam Kasus Perhiasan Hilang di Museum Louvre
Aksi pencurian dilakukan dengan sangat cepat dan terencana. Para pelaku menggunakan alat bantu listrik untuk membobol salah satu galeri di lantai satu Louvre. Dalam hitungan menit, mereka berhasil membawa kabur sembilan perhiasan langka sebelum melarikan diri menggunakan dua motor skuter.
Jaksa Penuntut Paris, Laure Beccuau, menyebut bahwa dua pelaku pria yang ditangkap telah “mengakui sebagian dakwaan”. Mereka diduga sebagai pelaku utama yang masuk ke galeri, sementara dua kaki tangan lainnya menunggu di luar. “Para tersangka akan dihadapkan ke hakim untuk didakwa dengan pencurian terorganisir yang dapat dijatuhi hukuman penjara 15 tahun, serta konspirasi kriminal dengan hukuman maksimal 10 tahun,” ujar Beccuau.
Salah satu tersangka berusia 34 tahun berkewarganegaraan Aljazair, sementara yang lain adalah pengemudi taksi ilegal berusia 39 tahun asal Aubervilliers, Paris. Keduanya dikenal pihak kepolisian atas kasus serupa sebelumnya. Salah satu dari mereka ditangkap di Bandara Charles de Gaulle saat hendak kabur ke Aljazair.
Tersangka Perempuan Menangis dalam Sidang Kasus
Dua tersangka lain yang ditangkap belakangan, yakni seorang pria 37 tahun dan seorang perempuan 38 tahun, kini resmi ditahan dengan dakwaan pencurian terorganisir dan konspirasi kriminal. Saat hadir di pengadilan, perempuan yang tinggal di La Courneuve, pinggiran utara Paris, menangis dan mengaku khawatir terhadap nasib anak-anaknya.
“Dia terpukul,” ujar pengacaranya, Adrien Sorrentino. “Ini perampokan yang spektakuler, dan keputusan penahanan ini juga sangat drastis. Seorang ibu muda kini ditahan padahal masih dianggap tidak bersalah.”
Hakim memutuskan menahan perempuan itu dengan pertimbangan risiko kolusi dan potensi gangguan terhadap ketertiban umum. Sementara itu, tersangka pria 37 tahun diketahui sudah masuk daftar pencarian orang atas kasus pencurian sebelumnya.
Barang Berharga yang Raib dalam Kasus Perhiasan Hilang di Museum Louvre
Dalam pencurian di Museum Louvre, para pelaku berhasil membawa kabur sembilan perhiasan bersejarah. Barang-barang itu termasuk mahkota bertatahkan berlian dan zamrud milik Permaisuri Eugenie, istri Napoleon III. Selain itu, mereka juga mencuri kalung zamrud dan berlian pemberian Napoleon I kepada istri keduanya, Marie-Louise. Tak hanya itu, diadem bertabur hampir 2.000 berlian pun ikut raib dalam aksi pencurian tersebut.
Sebagian dari barang curian sempat jatuh di lokasi kejadian, namun delapan lainnya dibawa kabur. Hingga kini, keberadaan perhiasan-perhiasan itu masih misterius. Menteri Dalam Negeri Prancis, Laurent Nunez, tetap optimistis barang-barang berharga itu bisa ditemukan.
“Saya tetap yakin bahwa kami akan dapat menemukannya,” ujarnya.
Polisi Terus Buru Barang Berharga yang Hilang
Pihak kepolisian Prancis masih melacak jejak perhiasan hilang di Museum Louvre melalui jaringan pasar gelap, situs lelang online, dan kolektor internasional. Para penyidik menduga sebagian perhiasan mungkin telah dijual melalui jaringan penadah di luar negeri.
Kasus ini diperkirakan akan memakan waktu panjang karena melibatkan lintas negara dan jaringan kriminal yang kompleks. Namun, otoritas Prancis berjanji akan menuntaskan kasus ini dan memastikan semua barang berharga kembali ke tangan negara.
Meski hingga kini perhiasan belum ditemukan, publik berharap pencurian besar di jantung kota Paris ini dapat segera terungkap sepenuhnya dan menjadi pelajaran berharga bagi lembaga kebudayaan di seluruh dunia.