kebakaran apartemen Hong Kong

Mencekam! 9 WNI Tewas dalam Kebakaran Apartemen Hong Kong

REDAKSI99.ID – Jakarta, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melaporkan perkembangan terbaru mengenai kebakaran apartemen Hong Kong yang menewaskan lebih dari seratus orang. Dalam insiden yang terjadi di kompleks Wang Fuk Court, Tai Po, setidaknya sembilan WNI yang bekerja sebagai pekerja migran domestik menjadi korban meninggal, sementara tiga WNI lainnya mengalami luka dan masih menjalani perawatan. Dari total 140 WNI yang tinggal atau bekerja di kompleks tersebut, sebagian besar telah berhasil dikonfirmasi keberadaannya melalui pendataan KJRI Hong Kong.

Baca Juga: Longsor UIN Imam Bonjol Padang Timbun 4 Mobil dan 3 Motor

Korban WNI dalam Kebakaran Apartemen Hong Kong Terus Bertambah

Kemlu RI menyampaikan bahwa jumlah WNI yang meninggal dunia bertambah seiring proses verifikasi identitas oleh kepolisian Hong Kong. Keterangan resmi menyebut:

“Jumlah WNI korban meninggal dunia bertambah 2 orang dan korban luka-luka bertambah 1 orang.”

Seluruh WNI yang menjadi korban merupakan pekerja migran sektor domestik. KJRI Hong Kong masih memverifikasi keberadaan puluhan WNI lain yang belum dapat dihubungi setelah kejadian. Proses identifikasi jenazah juga terus berjalan, termasuk kemungkinan memerlukan sampel DNA keluarga.

Juru Bicara Kemlu, Yvonne Mewengkang, memastikan komunikasi dengan keluarga korban terus dilakukan. Ia mengatakan:

“Dari KJRI tim family enggak cuma itu fungsinya untuk itu soal kepulangan jenazah, (juga) soal agar keluarga harus terus dapat informasi.”

Skala Tragedi Kebakaran Apartemen Hong Kong

Total korban tewas dalam kebakaran apartemen Hong Kong mencapai 128 jiwa dengan puluhan lainnya mengalami luka berat. Otoritas setempat juga menyebut bahwa sekitar 150 orang belum diketahui kondisinya. Kompleks Wang Fuk Court yang terdiri dari delapan gedung setinggi 31 lantai mengalami kerusakan parah, di mana tujuh gedung hangus terbakar.

Dalam konferensi pers, Sekretaris Keamanan Hong Kong, Chris Tang, mengungkapkan bahwa sistem alarm kebakaran di sejumlah area dilaporkan tidak bekerja optimal. Ia memperkirakan proses penyelidikan akan berlangsung antara tiga hingga empat minggu.

Kesaksian Para Warga

Sejumlah kesaksian warga menggambarkan betapa cepatnya api menyebar. Kiko Ma, pemilik unit yang jendelanya disegel akibat renovasi, mengatakan banyak penghuni sudah lama mengkhawatirkan risiko kebakaran.

“Kebakaran ini sebenarnya bisa dicegah. Ini bukan kecelakaan. Banyak orang tidak melakukan tugasnya,” kata Ma.

Sementara itu, di luar gedung, beberapa warga terlihat putus asa menanti kabar keluarganya. Seorang pria menangis saat menyebut istrinya terjebak di dalam apartemen. Warga lainnya mempertanyakan:

“Apa penyebab unit itu dipenuhi asap hanya dalam 10 menit?”

“Bagaimana ini bisa terjadi. Tidak ada kesempatan bagi orang-orang untuk keluar hidup-hidup.”

Kesaksian serupa muncul dari seorang perempuan berusia 82 tahun bermarga Wu, yang menyaksikan gedung terbakar sambil menunggu api mereda.

Temuan Awal Penyebab Kebakaran Apartemen Hong Kong

Pihak kepolisian Hong Kong mengungkap beberapa faktor yang diduga memperburuk penyebaran api. Renovasi besar-besaran tengah berlangsung saat kejadian, termasuk pemasangan material penutup jendela dari styrofoam dan jaring konstruksi yang diduga tidak tahan api.

“Kami memiliki alasan untuk meyakini bahwa para pejabat di perusahaan tersebut sangat lalai, yang menyebabkan kecelakaan ini dan menyebabkan api menyebar tak terkendali, yang mengakibatkan banyak korban jiwa,” ujar juru bicara kepolisian.

Tiga tersangka telah ditangkap, terdiri atas individu berusia 52 hingga 68 tahun yang terkait dengan perusahaan konstruksi yang mengerjakan proyek renovasi gedung tersebut.

Faktor Infrastruktur dan Perancah Bambu

Bangunan di kompleks itu dikelilingi perancah bambu dan jaring konstruksi hijau, metode yang masih digunakan secara luas di Hong Kong. Walau dianggap ikonik, penggunaan bambu memiliki kelemahan berupa tingkat pembakaran tinggi dan daya tahan yang menurun seiring waktu.

Otoritas Hong Kong sebelumnya telah mempertimbangkan untuk menghentikan penggunaannya setelah sejumlah insiden keselamatan terkait perancah bambu. Namun kebijakan tersebut belum sepenuhnya diterapkan.

Dampak terhadap Aktivitas Kota

Pemerintah Hong Kong menangguhkan seluruh kegiatan kampanye menjelang pemilihan Dewan Legislatif demi memprioritaskan penanganan darurat. Kepala Eksekutif Hong Kong, John Lee, menegaskan:

“Prioritas utama adalah memadamkan api dan menyelamatkan warga yang terjebak. Tugas kedua adalah merawat korban luka, yang ketiga adalah menangani dampaknya, dan kemudian kami akan melakukan investigasi komprehensif.”

Ia belum memastikan apakah pemilu perlu ditunda, tetapi fokus utama pemerintah adalah pemulihan situasi dan penyelamatan korban.

More From Author

longsor UIN

Longsor UIN Imam Bonjol Padang Timbun 4 Mobil dan 3 Motor

insiden Solo Grand Mall

Geger! Insiden Jatuh di Solo Grand Mall, Polisi Selidiki Penyebabnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *