perang china taiwan

Ketegangan Perang China Taiwan Makin Memanas di Asia Timur

REDAKSI99.ID – Jakarta, Ancaman perang China Taiwan kembali menjadi sorotan setelah laporan terbaru Kongres AS memperingatkan bahwa konflik berskala penuh dapat memangkas PDB global hingga 10%. Potensi dampaknya disebut sebagai “bencana kataklismik” dan setara dengan krisis ekonomi terbesar di era modern. Peringatan ini semakin menegaskan bahwa stabilitas di Selat Taiwan adalah salah satu faktor paling kritis bagi ekonomi dan keamanan dunia.

Laporan tersebut menilai Taiwan sebagai pusat teknologi global, terutama karena menguasai lebih dari 60% kapasitas produksi semikonduktor dunia dan lebih dari 90% chip tercanggih. Gangguan pada industri ini akan langsung melumpuhkan rantai pasok global.

Baca Juga: Bayi Dalam Kantong Plastik Ditemukan di Serpong, Polisi Telusuri Pelaku yang Diduga Sengaja Membuang Korban

Rantai Pasokan Terancam: Teknologi Global Bergantung pada Stabilitas Perang China Taiwan

Posisi Taiwan sebagai “Pulau Silikon” menjadi alasan utama besarnya risiko jika perang China Taiwan benar terjadi. Semikonduktor buatan Taiwan memegang peran vital dalam berbagai industri — dari AI, ponsel pintar, komputer, kendaraan listrik, hingga sistem militer modern.

Gangguan terhadap produksi chip, logistik pelayaran di Selat Taiwan, hingga distribusi teknologi global dinilai dapat melumpuhkan manufaktur di berbagai negara. Taiwan juga merupakan mitra dagang penting bagi AS dan berada di jalur pelayaran tersibuk dunia, membuat imbas konflik semakin luas.

Peningkatan Kapabilitas Militer China Perburuk Risiko Perang China Taiwan

Dalam laporan itu, kapabilitas militer China dinilai meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Latihan udara–laut dilakukan lebih intens, dan berbagai platform amfibi baru dikembangkan untuk operasi cepat.

Disebutkan bahwa PLA kini mampu melakukan blokade atau invasi dengan sangat sedikit peringatan. Kondisi ini menambah risiko eskalasi, termasuk kemungkinan ancaman nuklir dan perluasan konflik di kawasan Indo-Pasifik.

Laporan juga menegaskan:

“Taiwan tetap menjadi titik nyala potensial paling signifikan untuk konflik militer antara AS dan China.”

Ambiguitas AS Diuji, Kewajiban Keamanan Menjadi Sorotan

AS memiliki komitmen melalui Taiwan Relations Act untuk membantu pulau tersebut mempertahankan diri. Namun, Washington tetap menerapkan “ambiguitas strategis”, tidak memberikan kepastian apakah akan turun langsung jika perang China Taiwan pecah.

Laporan tersebut merekomendasikan Pentagon meninjau kembali kesiapan AS, terutama jika harus menghadapi ancaman lain secara bersamaan dari Rusia, Iran, atau Korea Utara.

Profesor Li Haidong memberikan kritik keras atas laporan tersebut, mengatakan:

“Ini merupakan dokumen yang sangat dipolitisasi berdasarkan kesimpulan yang sudah ditetapkan sebelumnya.”

Taiwan Terbitkan Buku Saku Krisis untuk Publik

Di tengah meningkatnya ketegangan, Taiwan mulai membagikan booklet keamanan nasional 32 halaman ke jutaan rumah. Panduan ini menjelaskan cara menghadapi serangan udara, bencana alam, evakuasi, hingga cara mengidentifikasi disinformasi dari pihak yang disebut sebagai “pasukan asing yang bermusuhan”.

Panduan tersebut menegaskan:

“Jika terjadi invasi militer ke Taiwan, klaim apa pun bahwa pemerintah telah menyerah atau bahwa negara telah dikalahkan adalah salah.”

Selain persiapan dasar seperti tas darurat dan persediaan pangan seminggu, warga diminta tidak memotret pergerakan militer agar operasi tetap aman.

Pembagian buku ini juga dijelaskan oleh Menteri Pertahanan Taiwan:

“Salinan cetak memastikan bahwa para lansia … tetap dapat memperoleh informasi yang mereka butuhkan.”

Respons Publik Taiwan Beragam, Kekhawatiran Soal Perang China Taiwan Meningkat

Sebagian warga menyambut baik langkah pemerintah.

“Saya berharap kita tidak akan pernah membutuhkannya, tetapi rasanya melegakan untuk memilikinya,” kata Jay Tsai, warga Taipei.

Namun, ada pula kritik dari tokoh masyarakat dan legislator yang menilai biaya percetakan terlalu besar dan seharusnya pemerintah lebih fokus mencegah perang.

China sendiri tetap menegaskan bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan bila diperlukan. Di bawah kepemimpinan Xi Jinping, tekanan militer, diplomatik, dan ekonomi terhadap Taiwan terus meningkat.

Penguatan Kesiapsiagaan Sipil: Langkah Realistis Menghadapi Potensi Perang

Taiwan kini mencetak lebih dari 11 juta eksemplar panduan tersebut, termasuk versi bahasa Inggris, dan membagikannya hingga ke pelosok. Upaya ini disebut selaras dengan negara-negara Eropa seperti Swedia dan Finlandia yang memperbarui pedoman pertahanan warga sipil di tengah meningkatnya ancaman global.

Dengan tensi geopolitik yang terus naik, persiapan dini dianggap sebagai langkah penting. Seluruh sinyal peringatan — dari laporan Kongres AS hingga peningkatan militer China — menggarisbawahi bahwa perang China Taiwan adalah risiko nyata yang setiap negara perlu perhitungkan.

More From Author

Bayi Dalam Kantong Plastik

Bayi Dalam Kantong Plastik Ditemukan di Serpong, Polisi Telusuri Pelaku yang Diduga Sengaja Membuang Korban

ledakan mortir bekasi

Pemulung Tewas Akibat Ledakan Mortir di Bekasi, Kronologi Mencengangkan!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *