kepala sekolah tampar siswa

Kepala Sekolah Tampar Siswa Merokok, Kini Dinonaktifkan dan Jadi Sorotan Publik

REDAKSI99.ID – Jakarta, Kasus kepala sekolah tampar siswa di SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, menimbulkan kehebohan di dunia pendidikan. Peristiwa ini terjadi setelah seorang siswa diketahui merokok di lingkungan sekolah. Aksi peneguran yang dilakukan kepala sekolah berujung pada dugaan kekerasan fisik dan memicu gelombang protes dari ratusan siswa.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Provinsi Banten, Lukman, menjelaskan bahwa awal mula peristiwa terjadi saat sang kepala sekolah memergoki siswa merokok di belakang sekolah.

“Jadi awalnya siswa itu merokok di belakang sekolah, ketahuan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah kemudian menegur dan mengingatkan,” kata Lukman kepada wartawan.

Lukman menyebut kepala sekolah perempuan tersebut menegur siswa dengan bahasa yang dianggap keras dan disertai sentuhan fisik.

“Tapi, sambil mengingatkan itu, mungkin bahasanya agak keras. Ya, mungkin bahasa orang sana, jadi agak beda. Itu hal yang biasa mungkin ya, kita juga belum tahu pasti,” ujarnya.

Baca Juga: Sadis! ABG Bunuh Bocah 11 Tahun lalu Perkosa Mayatnya

Proses Pemeriksaan dan Langkah Nonaktif

Lukman menuturkan bahwa berdasarkan pengakuan pelaku, memang sempat terjadi kontak fisik. Namun belum bisa dipastikan apakah gerakan itu merupakan tamparan keras atau hanya tepukan ringan.

“Tapi menurut pengakuan kepala sekolah, memang sempat ngeplak (menepuk kepala siswa). Saya tidak tahu apakah keras atau tidak, tapi pengakuannya memang begitu,” jelasnya.

Saat ini, kepala sekolah yang terlibat sedang dalam pemeriksaan oleh Disdikbud Provinsi Banten. Proses Berita Acara Pemeriksaan (BAP) telah dilakukan, dan hasilnya akan diserahkan ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) untuk menentukan sanksi yang sesuai.

“Jangan dulu disebut dinonaktifkan. Kita masih menunggu hasil dari BKD. Tugas kita hanya melakukan BAP awal, lalu hasilnya diserahkan ke BKD,” ujar Lukman.

“Nanti BKD yang menentukan apakah dikembalikan sebagai guru, tetap menjabat sebagai kepala sekolah, atau ada tindakan lain,” tambahnya.

Lukman juga mengingatkan agar seluruh tenaga pendidik menjaga batasan dalam memberikan pembinaan kepada siswa. Gubernur Banten, Andra Soni, menegaskan bahwa proses administrasi untuk penonaktifan sementara sedang berjalan.

“Itu sedang kita proses untuk dinonaktifkan,” ujarnya.

Kepala Sekolah Tampar Siswa, Ortu Lapor Polisi

Insiden kepala sekolah tampar siswa ini semakin memanas setelah orang tua murid melaporkan kasus tersebut ke Polres Lebak. Laporan itu diterima Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) pada Jumat (10/10).

“Sudah (laporan ke polisi), itu udah ramai juga,” kata Kanit PPA Satreskrim Polres Lebak, Ipda Limbong.

“Laporannya terkait dia ditampar oleh kepala sekolah, terkait fakta-fakta, kita sedang proses penyelidikan. Kita nanti undangan para pihak, saksi yang mengetahui kejadiannya juga, biar mendapatkan fakta yang berimbang,” jelasnya.

Orang tua siswa, Tri Indah Alesti, enggan berkomentar lebih jauh. “Maaf, semua sudah dialihkan ke kuasa hukum saya,” ujarnya singkat.

Klarifikasi dari Kepala Sekolah

Kepala SMAN 1 Cimarga, Dini Fitri, akhirnya buka suara mengenai tuduhan tersebut. Ia mengaku spontan menegur siswa dan menepis tudingan melakukan pemukulan keras.

“Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras,” kata Dini.

Dini menjelaskan, peristiwa bermula saat kegiatan Jumat Bersih berlangsung di sekolah. Saat itu, ia mendapati seorang siswa tidak mengikuti kegiatan dan malah merokok di area kantin.

“Kamu merokok. ‘Nggak, Bu’. Langsung nggak ada di tangannya rokoknya. Cari (puntung rokoknya) Ibu lihat. Yang ngebuat (saya) marah itu ngebohong,” katanya.

Siswa Mogok Sekolah dan Dampak di Lapangan

Pasca-insiden tersebut, sebanyak 630 siswa SMAN 1 Cimarga melakukan aksi mogok belajar sebagai bentuk protes terhadap tindakan kepala sekolah. Meskipun begitu, seluruh dewan guru tetap melaksanakan tugas seperti biasa.

“Semua karena di bawah tekanan, anak-anak yang kasus sebagian. 630 lebih murid,” ujar Dini Fitri.

Ia juga menuturkan bahwa pihak sekolah tetap menjalankan kegiatan belajar dengan sistem daring agar proses akademik tidak terganggu.

“Karena tidak ingin ketinggalan pelajaran, kita mengadakan pembelajaran melalui daring. Walaupun anak tidak datang, KBM terus berjalan. Saya pastikan setiap guru memberikan materi,” ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Emi Sumiati.

Emi menambahkan, pihak sekolah terus berupaya membujuk para siswa agar kembali ke ruang kelas. Harapannya, suasana belajar dapat kembali kondusif dan permasalahan ini bisa segera selesai.

More From Author

Sadis! ABG Bunuh Bocah 11 Tahun lalu Perkosa Mayatnya

Sadis! ABG Bunuh Bocah 11 Tahun lalu Perkosa Mayatnya

ledakan di ekuador

Ledakan di Ekuador Tewaskan Satu Orang, Warga Panik Berhamburan!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *