ketegangan Jepang China Taiwan

China Murka! Ketegangan Jepang China Taiwan Makin Memanas

REDAKSI99.ID – Jakarta, Ketegangan Jepang China Taiwan meningkat tajam setelah Tokyo menegaskan rencana menempatkan rudal jarak menengah di Pulau Yonaguni, wilayah Jepang yang hanya berjarak sekitar 110 kilometer dari Taiwan. Kebijakan ini langsung memicu reaksi keras dari Beijing, yang memperingatkan Jepang agar tidak melewati batas dalam isu Taiwan dan menegaskan bahwa penyelesaian persoalan pulau tersebut adalah urusan internal China.

Baca Juga: Geger! Kematian Arya Daru Munculkan Temuan Sidik Jari Baru

Ketegangan Jepang China Taiwan Memuncak akibat Penempatan Rudal Tokyo

Pemerintah Jepang menyebut penempatan rudal sebagai langkah defensif guna memperkuat pencegahan konflik, terutama setelah Perdana Menteri Sanae Takaichi menyinggung kemungkinan keterlibatan Jepang jika Taiwan diserang. Menteri Pertahanan Shinjiro Koizumi memastikan bahwa proses penempatan tetap berjalan.

“Penempatan ini dapat mengurangi kemungkinan serangan bersenjata terhadap negara kami. Pandangan bahwa hal itu akan meningkatkan ketegangan regional tidaklah akurat,” ujar Koizumi.

China langsung mengecam langkah tersebut dan menuding Jepang mengulang pola intervensinya di masa lalu. Juru bicara Kementerian Pertahanan China Jiang Bin mengatakan:

“Jepang tidak hanya gagal untuk merenungkan secara mendalam kejahatan agresi dan penjajahan beratnya di Taiwan, tetapi justru, menentang opini dunia, Jepang justru terlena dengan khayalan intervensi militer di Selat Taiwan.”

Ia juga memperingatkan kemampuan militer negaranya.

“Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) memiliki kemampuan yang kuat dan sarana yang bisa diandalkan untuk mengalahkan musuh yang menyerang.”

“Jika pihak Jepang berani melewati batas, bahkan setengah langkah saja, dan menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri, mereka pasti akan membayar harga yang menyakitkan.”

Respons Beijing dan Sikap Taiwan

Selain protes dari Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri China menuding Jepang menciptakan ketegangan baru melalui kebijakan militer di Yonaguni. Beijing menyebut pengerahan rudal Jepang sebagai langkah provokatif yang “menciptakan ketegangan regional dan memprovokasi konfrontasi militer”.

Sebaliknya, Taiwan menilai penempatan rudal Jepang justru memperkuat stabilitas.

“Jepang adalah negara berdaulat dan berhak melakukan segala yang diperlukan untuk melindungi keamanan wilayahnya sendiri,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri Taiwan Wu Chih-chung.

“Kami yakin ini bermanfaat bagi kepentingan nasional kami.”

Taipei juga menolak klaim teritorial China dan menegaskan hanya rakyat Taiwan yang dapat menentukan masa depan mereka.

Ketegangan Bertambah setelah Taiwan Perkuat Anggaran Militer

Presiden Taiwan Lai Ching-te mengumumkan rencana tambahan anggaran pertahanan sekitar USD 40 miliar dalam delapan tahun ke depan.

“Paket penting ini tak hanya akan mendanai akuisisi senjata baru… tetapi juga sangat meningkatkan kemampuan asimetris Taiwan,” tulis Lai.

Beijing menilai keputusan tersebut sebagai langkah yang meningkatkan risiko konflik. Menanggapi kritik itu, juru bicara otoritas Taiwan Liang Wen-chieh mengatakan:

“Jika mereka dapat mengutamakan perdamaian lintas selat, dana ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan perekonomian dan mata pencaharian masyarakat daratan.”

Taiwan juga menyoroti intensitas operasi militer China di sekitar perairan dan udara Taiwan yang hampir berlangsung setiap hari sebagai bentuk tekanan politik.

Manuver Diplomasi dan Militer AS

Situasi semakin rumit setelah Presiden AS Donald Trump dikabarkan memberi nasihat kepada PM Sanae Takaichi agar tidak memprovokasi Beijing dalam isu Taiwan. Saran tersebut tidak menekan Jepang secara langsung, tetapi mencerminkan kekhawatiran Washington terhadap eskalasi di Asia Timur.

AS juga meningkatkan aktivitas militernya di sekitar Yonaguni melalui latihan logistik dan pengiriman pasukan marinir. Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas kawasan. Jepang dan AS melihat wilayah itu sebagai titik strategis jika terjadi krisis di Selat Taiwan.

Pulau Yonaguni kini menjadi salah satu posisi paling sensitif di kawasan. Sensitivitas itu meningkat setelah uji coba rudal China pada tahun-tahun sebelumnya jatuh di perairan sekitar pulau tersebut.

Situasi Keamanan Terburuk Sejak Perang Dunia II

Menteri Pertahanan Koizumi menilai keamanan regional berada dalam kondisi paling rawan sejak Perang Dunia II.

“Saat ini Jepang menghadapi lingkungan keamanan paling berat dan kompleks sejak Perang Dunia II,” ujarnya.

Di sisi lain, media pemerintah China meningkatkan retorika dan bahkan sempat mempertanyakan kedaulatan Jepang atas Kepulauan Ryukyu. Kondisi ini menambah kekhawatiran publik Okinawa bahwa wilayah mereka dapat menjadi titik panas jika konflik meletus.

Ketegangan Diprediksi Berlangsung Lama

Membekunya hubungan diplomatik, meningkatnya persaingan militer, serta sensitifnya isu Taiwan membuat ketegangan Jepang China Taiwan diperkirakan akan berlanjut dalam waktu lama. Negara-negara di kawasan pun diminta berhati-hati agar eskalasi tidak berkembang menjadi konflik lebih besar.

More From Author

kematian Arya Daru

Geger! Kematian Arya Daru Munculkan Temuan Sidik Jari Baru

israel tembak warga palestina

Brutal! Israel Tembak Warga Palestina yang Sudah Menyerah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *