REDAKSI99.ID – Jakarta, Tragedi longsor Banjarnegara 10 tewas di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, menyisakan duka mendalam. Hingga Jumat (21/11/2025), total 10 korban ditemukan meninggal dunia, sementara 18 korban lainnya masih dalam pencarian oleh ratusan petugas gabungan.
Baca Juga: Geger! Penemuan Kerangka Manusia Karawang Bikin Warga Panik Pagi Hari
Longsor Banjarnegara: Data Terbaru Korban dan Dampak
Kepala BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, menyampaikan perkembangan terkini mengenai bencana longsor Banjarnegara 10 tewas yang dipicu hujan lebat dan tanah bergerak.
“Total 10 korban meninggal dunia, 18 pencarian, 7 luka-luka, 48 rumah roboh atau hilang, 195 rumah terdampak, pengungsi ada 934 jiwa,” kata Bergas.
Dari 10 korban meninggal, dua di antaranya merupakan bagian tubuh (body part) yang masih harus diidentifikasi.
Selain itu, hunian sementara bagi para korban sedang dipersiapkan. Material dari pemerintah pusat sudah dalam perjalanan untuk mempercepat pembangunan hunian tersebut.
Penemuan Jenazah Baru dalam Operasi Pencarian
Sepanjang Kamis (20/11/2025), tim SAR menemukan tujuh jenazah tambahan, sehingga total mencapai longsor Banjarnegara 10 tewas. Identitas beberapa korban telah diketahui.
Tiga korban teridentifikasi sebagai Esiah, Karti, dan Maruni. Sementara beberapa korban lain masih menjalani proses identifikasi oleh tim DVI.
“Tim berhasil menemukan kembali korban yang tertimbun longsor sebanyak lima jasad dan juga dua body part sehingga ada 7 penemuan,” kata Kepala Basarnas Semarang, Budiono.
“Sehingga total korban meninggal dunia menjadi 10 orang dan dalam pencarian 18 orang,” lanjutnya.
Operasi SAR Libatkan 700 Personel
Upaya pencarian korban longsor Banjarnegara 10 tewas melibatkan sekitar 700 personel gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, dan relawan. Mereka mengerahkan alat berat, K-9, hingga pompa air untuk mempercepat evakuasi.
“Sebanyak 12 unit excavator dan 12 alkon dikerahkan untuk mempercepat proses evakuasi, termasuk penanganan kubangan air yang menghambat area longsoran,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Abdul Muhari.
Tim juga mengelola dapur umum, logistik, layanan kesehatan, dan pendampingan psikososial bagi warga terdampak serta kelompok rentan.
Namun pencarian masih terkendala kondisi tanah labil, hujan, dan aliran mata air yang mengancam longsor susulan. Untuk mengurangi risiko, dilakukan operasi modifikasi cuaca serta pembuatan jalur pembuangan air.
Upaya Pencegahan Longsor Susulan di Lokasi
Para petugas tidak hanya fokus pada pencarian korban, tetapi juga menjaga lokasi agar aman dari longsor susulan. Embung yang penuh air disodet untuk mengurangi tekanan tanah, aliran air dialihkan ke sungai, dan modifikasi cuaca dilakukan untuk menekan intensitas hujan.
Prajurit TNI bersama relawan terus bekerja dalam kondisi medan berat, retakan tanah, hingga kubangan lumpur yang bisa memicu bahaya tambahan.
“Di atas itu, retakan-retakan, itu masih berpotensi kalau misalkan terkena hujan lagi akan menimbulkan longsoran susulan,” ujar Kepala Basarnas, Syafii.
Harapan di Tengah Tragedi Longsor Banjarnegara
Setiap hari, keluarga korban menunggu kabar dari tim SAR yang terus bekerja tanpa henti. Posko bantuan menyediakan logistik, layanan kesehatan, serta dukungan psikososial bagi warga terdampak.
Pemerintah daerah berharap pencarian dapat segera menemukan korban yang masih hilang.
“Upaya ini dilakukan untuk menjaga keselamatan petugas sekaligus mempercepat proses pencarian 18 korban yang masih belum ditemukan,” kata Abdul Muhari.
