REDAKSI99.ID – Jakarta, Kebakaran dahsyat di Jepang melanda kawasan Saganoseki, Kota Oita, sejak Selasa (18/11/2025) sore dan dengan cepat membesar akibat angin kencang serta kondisi udara yang kering. Peristiwa ini memaksa lebih dari 170 warga mengungsi, menewaskan satu orang, melukai satu lainnya, serta menghancurkan lebih dari 170 rumah dan bangunan lain.
Baca Juga: Angin Kencang Terjang Bogor, Puluhan Rumah Rusak dan Pohon Tumbang di Sejumlah Kecamatan
Respons Darurat terhadap Kebakaran Dahsyat di Jepang
Petugas pemadam kebakaran menerima laporan pertama sebelum pukul 18.00. Api menyebar dalam hitungan menit, melahap permukiman, membakar hutan di lereng bukit, dan menjalar hingga ke sebuah pulau tak berpenghuni sekitar 1,4 kilometer dari daratan. Pemerintah kota mencatat area terbakar mencapai hampir 49.000 meter persegi.
Pemadam kebakaran, dibantu ratusan personel dan puluhan unit mobil, terus bekerja sejak malam kejadian hingga keesokan harinya. Pasukan Bela Diri Darat Jepang mengerahkan helikopter UH-1 untuk menjatuhkan air di area yang sulit dijangkau melalui darat.
Kondisi Warga dan Dampak Lanjutan
Sebanyak 175 warga dari puluhan rumah tangga sempat mengungsi ke pusat komunitas terdekat. Seorang pria lanjut usia yang sebelumnya dilaporkan hilang ditemukan dalam kondisi meninggal, sementara seorang wanita berusia 50-an mengalami luka ringan. Lebih dari 300 rumah juga sempat mengalami pemadaman listrik.
Seorang warga yang mengungsi berkata, “Ada pilar api, langit memerah, dan angin kencang. Saya tidak menyangka kebakaran akan menyebar begitu luas.”
Warga lain yang kembali ke lokasi menyampaikan, “Saya kira pemandangan tempat saya dibesarkan akan berubah drastis. Jadi, saya datang ke sini untuk melihat apa yang terjadi.”
Penyebab dan Evaluasi Risiko Usai Kebakaran Dahsyat di Jepang
Hingga kini, penyebab kebakaran masih diselidiki. Petugas menilai percikan api yang beterbangan menjadi faktor utama cepatnya penyebaran, terlebih angin kencang membuat bara melompat sulit diprediksi. Kondisi geografis—permukiman diapit pegunungan dan dekat pelabuhan—juga mempercepat rambatan api.
Pejabat pemadam menjelaskan bahwa percikan api bisa terangkat oleh arus panas dan terbawa angin jauh ke atap, jendela, atau celah bangunan. Hal inilah yang membuat pencegahan dini sangat sulit. Pada hari kejadian, otoritas meteorologi telah mengeluarkan peringatan angin kencang di sekitar Sagaseki.
Pemerintah kota memberlakukan undang-undang penanggulangan bencana untuk menanggung biaya kedaruratan, operasional tempat pengungsian, serta pemulihan awal. Perdana Menteri Sanae Takaichi menyampaikan belasungkawa dan menegaskan bahwa pemerintah akan memberikan dukungan penuh bagi warga terdampak.
