REDAKSI99.ID – Jakarta, Presiden Amerika Serikat Donald Trump uji coba nuklir memicu reaksi keras dari China setelah dirinya mengumumkan perintah kepada Departemen Pertahanan untuk segera memulai kembali uji coba senjata nuklir. Pengumuman ini disampaikan hanya beberapa jam sebelum Trump bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Busan, Korea Selatan, Kamis (30/10/2025).
Trump mengatakan langkah tersebut diambil karena negara lain seperti Rusia dan China terus mengembangkan program senjata nuklir mereka. “Karena negara-negara lain sedang menguji program, saya telah menginstruksikan Departemen Perang untuk memulai uji coba senjata nuklir kita secara setara,” ujar Trump melalui media sosialnya. “Proses itu akan segera dimulai,” tambahnya.
Baca Juga: Misteri Mayat di Gunung Ciremai, Diduga Sudah Tewas Sepekan di Medan Terjal!
China Peringatkan Amerika Serikat
Pemerintah China menanggapi tegas keputusan Trump uji coba nuklir tersebut. Melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri, Guo Jiakun, Beijing mengingatkan Washington agar mematuhi perjanjian larangan uji coba nuklir global.
“China mengharapkan Amerika Serikat akan sungguh-sungguh mematuhi kewajiban perjanjian larangan-uji-coba-nuklir komprehensif dan komitmennya terhadap larangan uji coba nuklir, serta mengambil tindakan nyata untuk menjaga sistem perlucutan senjata dan nonproliferasi nuklir global,” kata Guo dalam pernyataannya.
Langkah Trump dinilai dapat mengguncang keseimbangan strategis dunia dan mengancam stabilitas keamanan global. Beijing menyerukan agar Washington menahan diri dan tidak memperburuk situasi geopolitik yang sudah memanas.
Rusia dan China Jadi Alasan Trump Uji Coba Nuklir Dimulai Lagi
Dalam pernyataannya, Trump disebut sebagai upaya menyeimbangkan kekuatan dengan Rusia dan China. Ia mengklaim Amerika Serikat memiliki jumlah senjata nuklir terbanyak di dunia, disusul Rusia dan kemudian China. “Rusia berada di posisi kedua, dan China di posisi ketiga, tetapi akan sama dalam waktu 5 tahun,” tulis Trump.
Langkah ini diambil setelah Rusia mengumumkan keberhasilan menguji coba dua senjata bertenaga nuklir — rudal jelajah Burevestnik dan drone torpedo Poseidon — yang diklaim tidak bisa dicegat oleh sistem pertahanan mana pun. Kedua uji coba itu diduga menjadi pemicu Trump mengeluarkan kebijakan barunya.
Dunia Cemas, Trump Uji Coba Nuklir Bisa Guncang Stabilitas Global
Keputusan Trump membuat berbagai pihak khawatir akan munculnya babak baru perlombaan senjata nuklir. Para analis memperingatkan bahwa langkah ini bisa mendorong negara lain, terutama Rusia, untuk mempercepat program uji coba senjata mereka.
Sementara itu, Gedung Putih belum memberikan klarifikasi apakah uji coba yang dimaksud akan berupa ledakan nuklir nyata atau sekadar pengujian sistem peluncurannya. Diketahui, Amerika Serikat terakhir kali melakukan uji coba nuklir pada 23 September 1992 di Nevada sebelum Presiden George H.W. Bush menetapkan moratorium yang masih berlaku hingga kini.
